// //

Serigala Lapar Di Kepala Rakyat Lugu

Orang bilang hukum itu tumpul, mandul, gak bisa dipercaya dan keadilan cuma sebatas ide khayal.

Bagi saya, justeru keadilan itu disebut khayalan semu karena ia berubah jadi serigala di kepala kita semua yang haus dan rakus.

Mari kita lihat dari sudut pandang yang beda, karena hukum justeru seringkali nemukan situasi:
1. Kamu gak punya hubungan hukum
2. Kamu gak punya prestasi dari apa yang dituntut
3. Kamu gak punya jasa untuk menuntut imbalan

Maka dari sana gak mungkin ada hak yang diberikan, tentu gak adil bagi serigala rakus yang ngaku punya hak atas bangkai segar yang tergeletak siap disantap oleh para pemangsa.

Jangan pernah beriman kepada kalimat yang menuntut hukum harus tuntas, karena kalimat seperti itu bikin imanmu ke Tuhan bakal luntur.

Semampunya manusia dalam kewajaran hidup, kemudian sisanya serahkan kepada Tuhan sang Hakim.

Sebelum kita bicara pasal maka untuk menuntut keadilan itu dibutuhkan kebenaran dan kenyataan yang sebetulnya sangat sedikit kita punya, tidak layak dimata hukum.

Penghakiman massa itu nggak pernah mau tau kenyataan dengan baik,
Hanya melihat dugaan lalu membakar, jadi algojo Tuhan, katanya, mereka pikir.

Ini tentang hukum dalam praktek dan tata caranya yang rapih dan tidak ngawur, bukan hukum dalam teori dan pendapat yang bisa menghasut serigala rakus dalam tubuh rakyat kecil.

Pengantar


Obscuris vera involvens

(kebenaran itu ditutupi oleh kegelapan)


Per fas et nefas

(melalui yang benar dan yang salah)


Damihi Facta Do Tibi Ius

(tunjukkan kami faktanya, kami berikan hukum-nya)


Iustitia omnibus

(keadilan untuk semua)


Tunggu...