// //

Fenomena Cerita Busuk

Menurut saya apa yang dicatat oleh Haris Azhar adalah hal yang sah-sah saja, saya tulis "yang dicatat" dan apa yang ingin saya share adalah tentang etika penyampaiannya, bukan catatannya.
Catatan Haris tentang curhatan Freddy Budiman yang disaksikan oleh beberapa orang yang memang bisa dipercaya itu memang asik, tapi bukan berarti curhatan yang tercatat itu sepenuhnya faktual apa adanya, bahkan saya yakin Haris sendiri tidak berani menjamin kebenarannya, paling jauh hanya sekedar menyatakan bahwa materi curhat itu sangat masuk akal, titik dan tidak akan menjamin kebenarannya yang nyata.
Tidak juga catatan yang dishare via media sosial itu langsung divonis sebagai fitnah, karena itu hanya catatan belaka, seperti kisah fiksi aksi yang masuk akal.
Janganlah dicap sebagai pencemaran nama baik apalagi fitnah.
Tapi... memang catatan tentang curhatan itu bukan berarti bisa seenak udelnya dishare begitu aja, saya yakin Haris itu manusia cerdas yang tidak naif.
Meski menafikan pencemaran nama baik atau fitnah akan tetapi bila dipertimbangkan lebih jauh maka catatan yang tersiarkan itu bisa menjadi sebuah pijakan untuk membangun opini - entah negatif atau positif - terutama bagi para haters yang menyimpan sentimen negatif terhadap institusi hukum dan keamanan.
Bisa dibayangkan bagaimana nama Freddy Budiman sekarang mencuat sebagai seorang martir dari penjahat menjadi muslim jagoan yang tertolong takdir baik dan institusi hukum dan keamanan menjadi sarang tokoh kejahatan berseragam kuasa.
Enggak lah! Penjahat tetap lah pelaku kejahatan si Freddy itu, dalam tekanan hukuman maka tak ada yang bisa ditolak kecuali menjadi taat, dan oknum tetaplah oknum, jangan dipukul rata.
Orang Indonesia (terutama Jawa) mempunyai istilah sendiri atas perilaku semacam yang dilakukan oleh Haris ini, "bener tapi ora pener" (betul tapi enggak pas: terjemahan bebas).
Meskipun tidak ingin disebut mencemarkan nama baik atau fitnah tapi catatan yang tersebar itu membangun opini "khusus" yang berdampak menimbulkan ketidaknyamanan berlanjut, dan saya tidak yakin sekali lagi bahwa Haris yang cerdas ini bertindak sangat naif.
Dan... sekarang Haris hadir di banyak media serta trending topic, salut untuk kenaifannya yang cerdas yang telah membangun sebuah opini dengan banyak tafsir.
Kenapa saya bilang "Haris itu naif"? Ya, sayangnya ada satu kalimat yang menjebak Haris masuk dalam kelalaian yang disengaja dan sebagai aktivis pejuang maka tentu saja Haris akan menyampaikannya dengan sadar, bahwa dia menggunakan kalimat "kesaksian Freddy", inilah kalimat yang berimplikasi hukum.
Hate speech? Bukan lah! Sekedar share tapi seperti kata orangtua kita, "betul tapi enggak pas".

Pengantar


Obscuris vera involvens

(kebenaran itu ditutupi oleh kegelapan)


Per fas et nefas

(melalui yang benar dan yang salah)


Damihi Facta Do Tibi Ius

(tunjukkan kami faktanya, kami berikan hukum-nya)


Iustitia omnibus

(keadilan untuk semua)


Tunggu...