Tiada satu ucapan pun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (Q.S.50: 18).
dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil(Q.S.6: 152).
Apa yang dimaksud dengan keadilan kata-kata?
Keadilan kata-kata, kata Khalid Muhammad Khalid, bererti jangan hendaknya kata-katamu sampai menyakiti hati tanpa memperdulikan siapakah orangnya;
Walaupun kata-kata itu benar dan nyata sebagaimana halnya cacat dan keganjilan yang terdapat pada diri seseorang, maka kata-kata yang demikian itu bererti memperkosa keadilan dan berusaha menyingkirkan keadilan. (Khalid, 1984: 155)
Ketika salah seorang sahabat bertanya kepada Nabi, Bagaimana kiranya kalau yang saya katakan itu memang benar-benar ada padanya?
Beliau menjawab: Kalau memang benar bererti engkau mengumpat; bila tidak, maka engkau berdusta. (Muslim)
Apa arti Qawlan Sadidan?
Dr. Taqi-ud-Din Al-Hilali dan Dr. Muhammad Muhsin Khan, dari Islamic University Al-Madinah Al-Munawwarah, yang menterje-mahkannya kedalam Bahasa Inggeris sebagai the truth.
Sedangkan Ibnu Katsir menjelaskan makna qawlan sadidan itu dengan:
ay mustaqman l Iwijja fhi wal inhirf (yaitu perkataan yang lurus, tidak berbelit-belit, dan tidak ada padanya penyelewengan makna).
Lalu apa yang dimaksud dengan benar dalam keadilan kata-kata itu?
Yang pertama, adalah sesuai dengan kriteria kebenaran itu sendiri.
Ucapan yang benar adalah ucapan yang sesuai dan dibenarkan oleh Al-Quran dan Sunnah, serta ilmu pengetahuan. Tidak hanya berdasarkan hawa nafsu, seperti pada keadilan hukum tadi. Cukuplah disini kita katakan bahwa, tidak semua yang kita lihat itu boleh kita perkatakan, walaupun hal itu benar-benar ada dan dapat dibuktikan kebenaran adanya.
Yang kedua, tidak bohong.
Bohong adalah mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenar. Berita yang tidak didukung oleh fakta adalah berita bohong. Rasul bersabda: Jauhilah dusta, karena dusta membawa kamu kepada dosa, dan dosa membawa kamu kepada neraka. Lazimkanlah berkata jujur, kerana jujur membawa kamu kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kamu kepada sorga (Muttafaqun alaih).
Ketiga, tidak menyelewengkan kata.
Menyelewengkan kata dan memberinya makna lain dari pengertian yang sebenar, oleh Ibnu Katsir disebut Inhirf.
Kepada anak yatim, atau orang-orang yang kurang sempurna akalnya dan tidak berpengetahuan, kita disuruh supaya mengucapkan kata-kata yang baik (qawlan ma'rufan), "dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik" (Q.S.4:5);
Kepada orang tua kita disuruh supaya mengucapkan kata-kata yang mulia (qawlan kariman), "dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia" (Q.S.17:23);
Kepada orang-orang munafik pun kita diperintahkan supaya mengucapkan perkataan yang menyentuh jiwa mereka (qawlan balighan),"dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka" (Q.S.4:63);
Bahkan, kepada orang yang zalim seperti Fir'aun sekalipun, kita disuruh mengucapkan kata-kata yang lembut dan santun (qawlan layyinan), "...maka berbicaralah kamu berdua (Musa dan Harun) kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut" (Q.S.20:44).
Pengantar
Obscuris vera involvens
(kebenaran itu ditutupi oleh kegelapan)
Per fas et nefas
(melalui yang benar dan yang salah)
Damihi Facta Do Tibi Ius
(tunjukkan kami faktanya, kami berikan hukum-nya)
Iustitia omnibus
(keadilan untuk semua)